Pemimpin Serikat Buruh Tingkat Lebih Tinggi Harus Mencerminkan Kesejahteraan yang Lebih Baik

SuaraKiri – Dalam struktur gerakan buruh, pemimpin serikat tingkat yang lebih tinggi baik di federasi, konfederasi, atau tingkat wilayah seharusnya menjadi representasi dari kualitas dan kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan pemimpin di tingkat pabrik.

Ini bukan semata soal status, tetapi soal kredibilitas dan pantas tidaknya seseorang memimpin gerakan yang lebih luas.

Bagaimana mungkin seorang pemimpin yang berasal dari unit kerja dengan kesejahteraan rendah baik dari segi upah, bonus, maupun perlindungan kerja menjadi pengarah bagi ribuan buruh yang berasal dari pabrik dengan kondisi jauh lebih baik?

Bahkan dalam hal jumlah anggota, ironis bila serikat dengan massa lebih dari 1.000 orang harus tunduk di bawah arahan pemimpin yang hanya memimpin seratusan buruh.

Pertanyaannya: Apa parameter kepemimpinan di tingkat lebih tinggi? Apakah hanya berdasarkan kedekatan, kompromi politik internal, atau ada ukuran objektif seperti rekam jejak perjuangan, kompetensi, kesejahteraan anggotanya, dan keberhasilan membangun organisasi?

Serikat buruh bukan organisasi untuk menampung ego atau pencitraan personal. Ini organisasi perjuangan.

Maka pemimpinnya harus mencerminkan kemampuan untuk membawa organisasi ke arah yang lebih kuat dan bermartabat.

Jika pemimpin di tingkat tinggi justru berasal dari basis yang minim kesejahteraan dan minim kekuatan massa, lalu apa yang ingin kita banggakan?

Jangan sampai struktur serikat buruh menjadi terbalik. Jangan sampai pemimpin hanya menjabat karena “diangkat”, bukan karena “layak”.

Layak secara kesejahteraan, layak secara jumlah anggota, dan layak secara kontribusi. Gerakan buruh harus objektif dan rasional dalam membentuk kepemimpinan.Karena yang dipertaruhkan adalah masa depan ribuan bahkan jutaan pekerja.

Pemimpin sejati harus menjadi contoh bukan hanya dalam omongan, tetapi juga dalam capaian kesejahteraan anggotanya.

Karena dari sanalah muncul kepercayaan. Dan kepercayaan adalah mata uang paling mahal dalam organisasi buruh.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *