Daerah  

Muazzim Akbar Tegaskan Kolaborasi Jadi Kunci Tekan Stunting di NTB

Mataram, SuaraKiri.com — Kegiatan Sosialisasi Program Bangga Kencana di Hotel Pratama, Kota Mataram, Sabtu (11/10), menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menurunkan angka stunting di Nusa Tenggara Barat. Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai unsur pemerintah, lembaga, dan masyarakat.

Dalam sambutannya, H. M. Muazzim Akbar, S.IP (Anggota Komisi IX DPR RI) menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menjalankan Program Bangga Kencana.

“Bangga Kencana bukan hanya soal membatasi kelahiran, tapi tentang membangun keluarga Indonesia yang sehat, mandiri, dan bahagia,” ujarnya.

Ia juga menyoroti praktik kawin lari di Lombok yang kerap melibatkan pernikahan anak, menjadi faktor penting yang harus ditekan karena berkontribusi pada kasus stunting dan kematian ibu-anak.

“Pernikahan dini bukan tradisi yang harus dilestarikan, tapi tantangan yang harus kita ubah demi masa depan generasi NTB,” tegasnya.

Sebagai tuan rumah, Ahmad Azhari Gufron, S.Si (Anggota DPRD Kota Mataram) membuka acara dengan menyuarakan keprihatinan atas tingginya angka stunting di NTB.

“Angka stunting di NTB mencapai 29,8 persen, jauh dari target nasional. Ini menjadi alarm bagi kita semua,” ujarnya.

Dari BKKBN RI, Dr. Indra Murty Surbakti, M.A (Direktur Kebijakan Strategi Bidang Peningkatan Kualitas Sumber Daya dan Kemandirian Keluarga Berencana, Kemendukbangga/BKKBN RI) menekankan bahwa stunting adalah ancaman masa depan bangsa.

“Stunting bukan hanya masalah fisik, tapi berdampak langsung pada kecerdasan anak dan produktivitas generasi mendatang,” jelasnya.

Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si (Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi NTB) turut menyoroti tingginya angka pernikahan anak di NTB yang berisiko pada kesehatan ibu dan bayi.

“Kehamilan usia dini sangat berbahaya, baik bagi ibu maupun anak. Kita harus mulai dari edukasi keluarga,” katanya.

Dari unsur daerah, H. Carnoto, S.KM., M.M (Plt. Kepala PPKB Kota Mataram) menegaskan pentingnya peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam menekan kasus stunting di lapangan.

“TPK adalah ujung tombak kita. Mereka harus mendampingi setiap ibu hamil dan memastikan program 1000 Hari Pertama Kehidupan berjalan optimal,” tuturnya.

Acara ini menjadi pengingat bahwa upaya penurunan stunting tak bisa dilakukan sendiri. Kolaborasi antara legislatif, eksekutif, dan masyarakat menjadi kunci menciptakan keluarga sehat dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.