Mengawali Hubungan Suami Istri dengan Doa: Menyatukan Cinta dalam Ibadah

SuaraKiri.com – Dalam Islam, hubungan suami istri bukan sekadar interaksi fisik semata, melainkan juga bentuk ibadah yang membawa nilai-nilai spiritual tinggi. Islam memandang hubungan ini sebagai sarana meraih cinta dan ridha Allah, serta menjaga keturunan dalam keberkahan.

Salah satu bentuk kesadaran spiritual dalam hubungan suami istri adalah membaca doa sebelum melakukan hubungan intim. Doa ini berfungsi sebagai pelindung dari gangguan setan dan sebagai harapan agar hubungan tersebut melahirkan generasi yang saleh dan diberkahi.

Doa Pengantar Hubungan Suami Istri

Rasulullah ﷺ mengajarkan doa berikut kepada umatnya sebelum melakukan hubungan suami istri:

بِسْمِ اللّٰهِ، اللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Bismillāh, Allāhumma jannibnā asy-syaithān, wa jannibisy-syaithāna mā razaqtanā.

Artinya:

“Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

 

Makna dan Manfaat Doa Ini

1. Menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas rumah tangga, termasuk hubungan intim, sebagai bentuk ibadah.

2. Perlindungan dari godaan setan, baik bagi pasangan maupun calon anak

3. Meneladani sunnah Rasulullah ﷺ, yang selalu melibatkan Allah dalam kehidupan pribadi.

4. Membuka pintu keberkahan dalam kehidupan rumah tangga.

Adab dalam Menjalani Hubungan Suami Istri

Islam tidak hanya mengajarkan teknis doa, tetapi juga etika yang melekat dalam hubungan suami istri, seperti:

Menjaga privasi, tidak menyebarkan cerita hubungan kepada orang lain.

Melakukan mandi janabah (mandi besar) setelah selesai berhubungan.

Mengedepankan kenyamanan dan kerelaan pasangan.

Menjalin hubungan dengan kasih sayang dan penghormatan.

Doa sebelum berhubungan bukan sekadar formalitas, tetapi wujud kesadaran bahwa dalam Islam, tidak ada sisi kehidupan yang terlepas dari nilai ibadah.

Ketika hubungan suami istri dijalani dengan tuntunan syariat, maka ia tidak hanya menjadi sarana kebahagiaan duniawi, tetapi juga ladang pahala yang menyatukan cinta dalam keridhaan Ilahi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *