SuaraKiri.com – Menjadi kiri selalu identik dengan keberanian melawan penindasan. Kapitalisme, sejak kelahirannya, telah menciptakan ketidakadilan yang sistematis.
Buruh dijadikan komoditas, alam dieksploitasi tanpa batas, dan segelintir elite menikmati hasilnya.
Karl Marx menggambarkan kondisi itu dengan tegas: “Sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga saat ini adalah sejarah perjuangan kelas.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa kapitalisme bukan sekadar sistem ekonomi, tetapi juga sistem penindasan yang mengekalkan jurang sosial.
Gerakan kiri hadir sebagai penantang. Dari perlawanan kaum pekerja di Eropa, revolusi di Rusia, hingga perjuangan tani di Asia, semangat yang sama selalu muncul: menolak tunduk pada eksploitasi.
Lenin menegaskan, “Imperialisme adalah tahap tertinggi kapitalisme.” Kutipan itu masih relevan ketika globalisasi kini melahirkan bentuk-bentuk baru penjajahan ekonomi.
Di Indonesia, suara kiri kerap dibungkam, tetapi gagasan mereka tidak pernah mati. Dari tuntutan upah layak, reforma agraria, hingga layanan publik yang adil, semua berpangkal pada keyakinan bahwa manusia lebih berharga daripada keuntungan.
Menjadi kiri artinya berdiri di pihak mereka yang ditindas, menghadirkan harapan bahwa dunia bisa dibangun di atas keadilan sosial, bukan akumulasi modal.**