Purwakarta, Suarakiri.com – 1 Juni bukan hanya peringatan Hari Lahir Pancasila hari ini juga menjadi momen lahirnya sebuah media baru bernama Suarakiri. Dengan semangat analitis, kritis, dan progresif, Suarakiri hadir sebagai ruang alternatif dalam lanskap informasi Indonesia.
Di tengah derasnya arus informasi yang kian riuh namun sering kali dangkal, Suarakiri menawarkan pendekatan yang berbeda. Bukan sekadar menyampaikan berita, tetapi membedah realitas dengan keberanian intelektual. Di saat banyak media berlomba menjadi cepat, Suarakiri memilih untuk menjadi dalam.
Pimpinan redaksi Suarakiri.com adalah Anggraena, Selain menjabat sebagai pemimpin redaksi, Anggraena juga merupakan Wakil Ketua DPC Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Purwakarta.

Kami percaya bahwa memahami dunia tidak cukup dengan menghafal narasi yang ada. Dunia perlu diselami, dibongkar, dipertanyakan, dan kemudian disikapi. Inilah fondasi dari tiga pilar yang menjadi jiwa Suarakiri:
1. Analitis
Di Suarakiri, setiap berita adalah pintu masuk menuju pemahaman yang lebih kompleks. Kami menempatkan analisis sebagai alat utama dalam menyingkap apa yang sebenarnya terjadi. Kami bertanya lebih jauh: Mengapa kebijakan ini diambil? Siapa yang diuntungkan? Siapa yang dirugikan? Dengan pendekatan berbasis data, konteks historis, dan kajian sosial, kami mengajak pembaca untuk tidak hanya mengetahui, tapi memahami.
2. Kritis
Dari pemahaman yang dalam, lahirlah keberanian untuk menggugat. Suarakiri mengusung sikap kritis sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap kebenaran. Kami tidak tunduk pada narasi mayoritas atau otoritas kekuasaan. Kami mendorong pembaca untuk berpikir ulang, menolak menerima begitu saja, dan menjadi agen perubahan dalam menghadapi ketimpangan dan ketidakadilan.
3. Progresif
Namun kritik tanpa arah adalah nihil. Karena itu, Suarakiri berkomitmen pada semangat progresif—yakni semangat untuk membayangkan dan memperjuangkan dunia yang lebih adil, setara, dan manusiawi. Kami berpihak secara sadar pada mereka yang dipinggirkan, dibungkam, dan dilupakan. Kami percaya bahwa media bukan hanya alat penyampai, tapi juga alat pembebas.
Suarakiri bukan hanya tempat membaca berita. Ia adalah ruang belajar bersama. Ruang bertanya. Ruang untuk bergerak. Kami mengundang semua yang gelisah, yang berpikir, dan yang ingin ikut membentuk masa depan, untuk bersama-sama menciptakan ekosistem informasi yang cerdas dan berdaya.
Di hari lahirnya Pancasila, kami memilih untuk lahir pula sebagai suara lain, suara kiri. Suara yang tak ingin membisukan suara lain, tapi justru memperkaya lanskap demokrasi kita dengan keberanian berpikir dan keberanian bertindak.
Selamat datang di Suarakiri.com
dunia tak cukup hanya dilihat ia harus dipahami dan diubah.