Ketika Buruh Menjadi Bos: Kisah Berdirinya Saigon Coop yang Terkenal di Asia Pasifik

Suarakiri.com – Saigon Coop adalah salah satu antitesis dari koperasi kapitalis. Keputusan apa pun ada di tangan pekerja. Mereka menegakkan demokrasi ekonomi meski tetap ada kritik.

Di abad ke-21, demokrasi atau setidaknya gagasan mengenai itu dapat ditemukan di mana-mana. Demokrasi dipromosikan sebagai sistem paling ideal hampir di seluruh negara maju.

Namun, jika dipandang sebagai cara paling ideal menjalankan organisasi serumit negara, mengapa demokrasi justru sulit ditemukan, atau bahkan sekadar dibayangkan, dalam organisasi yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari: tempat kerja?

Pernahkah kita menonton film dokumenter yang berjudul We Can Do It Ourselves? (2015). Dalam film tersebut, Patrik Witkowsky menelusuri gagasan alternatif untuk menjalankan aktivitas ekonomi di luar model kepemilikan pribadi dan kekuatan modal yang sangat dominan. Atau lebih tepatnya, film tersebut menceritakan eksperimen soal demokrasi ekonomi.

Apa itu demokrasi ekonomi?

Seorang pemikir Noam Chomsky menjelaskan dengan cara sederhana dalam film tersebut, “Demokrasi ekonomi pada dasarnya berarti keterlibatan seluruh partisipan dalam institusi ekonomi seperti perusahaan atau toko, untuk ambil peran dalam memutuskan kebijakan institusi tersebut.” Dalam penerapannya, konteks perusahaan berarti penghapusan kepemilikan dan hak suara berdasarkan jumlah penguasaan saham.

Sebagai gantinya, kepemilikan dirumuskan menggunakan model koperasi, terutama koperasi pekerja. Pekerja sebagai anggota memiliki hak suara setara meskipun menempati posisi struktural yang berbeda. Konsekuensinya, hasil keuntungan juga tidak dibagi berdasarkan jumlah kepemilikan modal atau saham, namun atas kesepakatan bersama.

Terkait dengan cerita film dokumenter tersebut di atas, Saigon Coop adalah representatif dari koperasi multi purpose yang paling relevan. Saigon Coop adalah badan ritel yang didirikan pada tahun 1996 di Cong Quynh, Vietnam.

Mereka merupakan pemimpin ritel di Vietnam di antara koperasi konsumen yang didirikan oleh pekerja Vietnam dan aktif di 27 provinsi negara Vietnam. Dengan suksesnya jaringan supermarket Coop Mart, mereka telah menjadi organisasi koperasi terbesar di negara Vietnam.

Sejarah Saigon Coop meliputi:

Awal mula:

Saigon Coop didirikan sebagai badan ritel representatif dari koperasi multi purpose.

Pertumbuhan:

Mereka membuka toko pertamanya pada tahun 1996 di Cong Quynh, Vietnam.

Keunggulan:

Saigon Coop adalah pemimpin ritel Vietnam di antara koperasi konsumen, yang aktif di 27 provinsi.

Jaringan supermarket Coop Mart:

Keberhasilan jaringan supermarket Coop Mart menjadikan Saigon Coop sebagai organisasi koperasi terbesar Vietnam, memiliki sejarah yang kuat sebagai pemimpin ritel dengan fokus pada pertumbuhan dan ekspansi jaringan ritel.

Diversifikasi jaringan bisnis:

Selain jaringan supermarket, Saigon Coop juga memiliki bisnis lain seperti: toko makanan, pusat perbelanjaan, dan saluran TV, serta bisnis lainnya di bidang properti dan industri. Saigon Coop telah mencapai pendapatan yang signifikan, yaitu hampir 30.000 miliar VND (mata uang Vietnam) pada tahun 2024.

Peran dalam ekonominya:

Saigon Coop telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara Vietnam dari sektor koperasi senilai 5,05% pada tahun 2013. Sedangkan keterlibatan pemerintah dilakukan dengan cara membangun hubungan yang kuat dengan komite rakyat yang bertanggung jawab atas pengawasan pengelolaan koperasi.

Jika saja koperasi yang ada di Indonesia seperti di Vietnam, kemungkinan negara dan ekonomi buruh tidak akan separah ini kondisinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *