SuaraKiri – Dalam struktur organisasi, sering kali terjadi ketimpangan cara pandang terhadap siapa yang dianggap salah dan siapa yang masih “dimaklumi.” Akar rumput—mereka yang berada di garis depan pergerakan, loyal, dan bekerja tanpa pamrih sering kali jadi pihak yang paling cepat dicap pembangkang ketika mereka tak menjalankan instruksi organisasi. Tak peduli latar belakang, alasan, atau keadaan, label “tidak patuh” langsung dilekatkan tanpa ampun. Tidak ada ruang untuk klarifikasi. Tidak ada pintu untuk pemakluman.
Namun anehnya, standar ini seolah berubah saat kesalahan dilakukan oleh para elite organisasi petinggi, pengurus inti, atau tokoh yang dianggap “tak tergantikan.” Ketika mereka lalai menjalankan kewajiban, abai terhadap instruksi, bahkan terang-terangan menunda-nunda tugas, tidak ada kata “pembangkang” yang diarahkan pada mereka. Yang muncul justru sederet pembenaran: “Ada dinamika internal”, “Situasinya kompleks”, hingga “Masih dalam proses konsolidasi.”
Lebih ironis lagi, baik struktur atas maupun bawah sering kali ikut mengamini pembenaran ini. Mereka membungkus ketidaktaatan elite dengan kemasan “strategi,” “perhitungan politik,” atau “kondisi objektif.” Dalam sekejap, tanggung jawab berubah menjadi toleransi, dan ketegasan berubah menjadi pembiaran.
Di sinilah kita melihat wajah ganda organisasi. Akar rumput dituntut patuh total, sementara elite boleh alpa asalkan punya narasi yang meyakinkan. Padahal, jika keadilan organisasi benar-benar ditegakkan, siapa pun yang tidak menjalankan peran dan tanggung jawabnya baik di tingkat bawah maupun atas semestinya diperlakukan setara. Yang tidak amanah, ya tetap tidak amanah. Yang membangkang, tetap membangkang tak peduli status dan jabatannya.
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang tidak hanya menuntut loyalitas ke bawah, tapi juga keberanian untuk menegur ke atas. Ketika disiplin hanya berlaku satu arah, maka keretakan tinggal menunggu waktu.
Sudah waktunya kita bertanya: Apakah kita membangun organisasi dengan prinsip atau sekadar mengikuti arah angin?