Gerakan Serikat Buruh Bukan Milik Elite: Ini Tentang Kolektif, Tentang Kebersamaan

SuaraKiri – Gerakan serikat buruh bukan tentang satu dua orang di puncak. Ini adalah tentang kolektif, tentang kebersamaan, tentang rasa senasib dan sepenanggungan.

Di sinilah kekuatan sejati serikat buruh: ketika semua merasa satu tubuh, satu luka, satu harapan.

Namun sayangnya, realita sering berkata lain. Di atas nama perjuangan, kadang muncul segelintir “elite buruh” yang merasa paling mewakili, paling berkuasa, paling layak duduk manis di meja penguasa.

Di ruangan ber-AC, mereka berdiskusi panjang soal buruh, sambil menikmati hidangan lengkap dan senyum diplomatis.

Sementara itu, anggota di bawah justru terhempas di pinggir jalan, berkeringat, bermandikan air mineral, dan menyantap sisa bekal pagi yang sudah dingin. Di situlah rasa keadilan mulai retak.

Serikat buruh bukan panggung untuk pencitraan pribadi, bukan tangga karier untuk masuk ruang elit, dan bukan kendaraan untuk perjamuan di atas meja kekuasaan.

Serikat buruh adalah tempat di mana pemimpin dan anggota berdiri sejajar dalam suka dan duka. Kalau anggota disiksa, pemimpin juga harus gelisah. Kalau anggota lapar, pemimpin tak boleh kenyang. Kalau anggota dibungkam, pemimpin harus bersuara lebih lantang.

Jika hari ini masih ada pengurus serikat yang hidup jauh dari realitas anggotanya maka itu bukan pemimpin.

itu hanya penumpang gelap gerakan. Dan penumpang seperti ini hanya akan membawa serikat menjauh dari tujuan perjuangan.

Mari kita ingatkan bersama bahwa gerakan buruh adalah gerakan kolektif. Bukan menara gading. Bukan ruang eksklusif.

Tapi tanah yang sama, peluh yang sama, dan mimpi yang sama untuk hidup yang lebih layak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *